Luar Biasa, itulah sepenggal kalimat yang terlontar dari mulutku sewaktu mengunjungi kota Manado yang dikenal dengan Bumi Nyiur Melambai. Keramaian, keramahan dan yang utama senyum gadis menado membuat jantung pemuda manapun pastilah ketar-ketir. Sebut saja Ungke, 19 Mahasiswi disebuah Universitas ternama di Menado yang kukenal melalui teman untuk menemaniku berjalan-jalan menuturkan, jangan pernah mengatakan ke Manado sebelum mencicipi 3 B. "Bunaken, Bubur dan Bibir Manado yang merupakan syarat menginjakan kaki di Manado," ujarnya dengan tersenyum. Geli juga mendengar penuturan Ungke yang yang secara fulgar mengatakan hal itu kepadaku (maklum aku sedikit pemalu terhadap lawan jenis) tetapi hal itu kata dia sudah menjadi rahasia umum di kota tersebut. Untuk detilnya ini dia 3B ala Ungke.
Bunaken itu merupakan pulau yang terletak di teluk Manado dan masih merupakan bagian dari kota. Untuk mengunjunginya kita harus menggunakan speed boat yang banyak disewakan dengan masa tempuh perjalanan sekitar setengah jam (30 menit), disana kita dapat menyaksikan taman laut bunaken yang konon kata Ungke memiliki keragaman jenis baik ikan, terumbu karang de.el..el yang tertinggi di dunia. “ Banyak turis dalam maupun luar negeri senang nyelam menikmati keindahan taman dasar laut,” tuturnya. Aku tidak pandai dalam diving dan cenderung sedikit ngeri,(…ihhh kampungan ya… terus bo), keseluruhan taman laut bunaken meliputi beberapa pulau yang ada disekitarnya kalau tidak salah ada lima. Kalau nggak salah dengar sih. titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan para pecinta keindahan pemandangan bawah laut bahkan baru-baru ini kegiatan yang berskala internasional digelar yakni Sail Bunaken dimana seluruh penyelam di dunia datang ke Bunaken bahkan ada pengibaran Sang Merah Putih loh dibawah air.
Bubur Manado itu adalah makanan khas selain nasi kuning kayaknya (he..he..) yang menjadi favorit makanan disini dengar2 sih mereka bilang namanya tinutuan. Sst asal hati-hati loh yang asam urat pasalnya, bubur Manado merupakan makanan campuran berbagai macam sayuran ditambah dengan ubi, labu kuning, jagung. de.el.el yang paling asoy dimakan selagi masih panas. Kata Ungke kalau ditambah dengan ikan asin goreng dan dabu-dabu (sambal mentah pedas plus terasi dengan potongan bawang merah) rasanya, hmmmm.(Aku sih Akhhh…. Depe rica Pedis sekali,, sampai air mata jatuh maleleh do do eh, so bisa bahasa Manado kang,,wkwkwk). “Tambah ikan nike (Ikan kecil goreng tepung) pasti ma’yooss,” kata Ungke. Sst rahasia loh, kata Ungke ikan nike ini hanya ada di danau Tondano. Ngiler…? nih, aku bagi resep ala Ungke.
Resep Tinutuan/Bubur Manado Ala Ungke.
Bahan :
Beras 1 cup
Jagung manis 2 biji yang sudah dipisahkan dari tongkolnya
Labu kuning
Daun kemangi
Bayam
Kangkung
Bumbu:
Bawang merah 4 siung, iris halus
Garam secukupnya
Bahan pelengkap:
Bawang goreng
Dabu-dabu yang wajib ekstra pedas
Cara Membuat Versi Ungke
Rebus labu lalu angkat, haluskan menggunakan garpu, sisihkan.
Buat bubur dari beras dan jagung, jangan lupa diaduk terus yaa.
Saat bubur sudah jadi, masukkan labu yang sudah dihaluskan.
Beri bawang merah dan garam, jadi deh Bubur Manado…..silahkan dicoba.
Eng Ing Eng…Ini yang ditunggu-tunggu…..
Bibir Manado. Harus diakui bibir merupakan daya pikat kaum feminim ini yang sangat berpengaruh dimata pria, kaum hawa di Manado kata Ungke mengetahu hal tersebut sehingga kata dia disinilah letak plus.plus dan plusnya kota Manado. “Manado bukan tempat tujuan wisata seks tetapi tak dapat dipungkiri prostitusi pastilah juga dapat kita temui, tapi apa kota lain tidak seperti itu juga,” ungkap Ungke yang membuatku hanya manggut-manggut. Lanjut kata Ungke, stigma jelek yang melekat pada perempuan Manado akibat “Bibir” lebih didominasi karena sistem cara berbusana yang dikenakan cewek Manado berani dan menantang apalagi ditopang dengan wajah dan kulit yang cantik. “Biar dorang mo bilang apa le yang pasti torang nyanda bagitu, kalau kita pe bibir for karlota iyo no,” tandasnya… (terjemahin sendiri saja ya,,wkwkwk). Kata Ungke, Bibir kaum hawa itu digunakan untuk “bakarlota” yakni hobby menggunjing alias bergosip bukan untuk hal lainnnya. (hehehe,,, apa iya ..) akhir cerita Ungke mengatakan, “baru dang, so ke Bunaken, ada makan tinutuan (Bubur Manado) mo nginap dimana so ? nyanda mau coba bibir manado” sembari mengerling nakal. Nah loh……….
Puas sekali hati ini menyaksikan keindahan, daya tarik, misteri dan mistis yang dimiliki "bumi nyiur melambai" tersebut. Semua kenangan itu tak bisa terlupakan apalagi terkait keramahan masyarakatnya plus bahasa yang digunakan yang menyerupai bahasa indonesia namun dengan logat khas. Kota ini sangat damai padahal terdiri atas berbagai latar belakang etnik dan agama, maklumlah mereka memegang teguh semboyannya yakni “Torang Samua Basudara”.
Oh iya, sekedar info, akhir2 ini berlahan namun pasti ikon 3B khususnya untuk 'Bibir' mulai tergeser dengan kemunculan pusat belanja dan nongkrong pemuda dan pemudi Manado dengan nama BOULEVARD.
Semoga kedepan ikon 3B tidak lagi menjadikan ikon bibir sebagai B terakhir pada provinsi terindah di "Bibir" Fasifik tersebut.
PENGEN Juga Berpetualang ke Manado..?? Dijamin deh “Nyanda Mo Balaeng” (Tak Bisa Ke Lain hati)..
Bunaken itu merupakan pulau yang terletak di teluk Manado dan masih merupakan bagian dari kota. Untuk mengunjunginya kita harus menggunakan speed boat yang banyak disewakan dengan masa tempuh perjalanan sekitar setengah jam (30 menit), disana kita dapat menyaksikan taman laut bunaken yang konon kata Ungke memiliki keragaman jenis baik ikan, terumbu karang de.el..el yang tertinggi di dunia. “ Banyak turis dalam maupun luar negeri senang nyelam menikmati keindahan taman dasar laut,” tuturnya. Aku tidak pandai dalam diving dan cenderung sedikit ngeri,(…ihhh kampungan ya… terus bo), keseluruhan taman laut bunaken meliputi beberapa pulau yang ada disekitarnya kalau tidak salah ada lima. Kalau nggak salah dengar sih. titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan para pecinta keindahan pemandangan bawah laut bahkan baru-baru ini kegiatan yang berskala internasional digelar yakni Sail Bunaken dimana seluruh penyelam di dunia datang ke Bunaken bahkan ada pengibaran Sang Merah Putih loh dibawah air.
Bubur Manado itu adalah makanan khas selain nasi kuning kayaknya (he..he..) yang menjadi favorit makanan disini dengar2 sih mereka bilang namanya tinutuan. Sst asal hati-hati loh yang asam urat pasalnya, bubur Manado merupakan makanan campuran berbagai macam sayuran ditambah dengan ubi, labu kuning, jagung. de.el.el yang paling asoy dimakan selagi masih panas. Kata Ungke kalau ditambah dengan ikan asin goreng dan dabu-dabu (sambal mentah pedas plus terasi dengan potongan bawang merah) rasanya, hmmmm.(Aku sih Akhhh…. Depe rica Pedis sekali,, sampai air mata jatuh maleleh do do eh, so bisa bahasa Manado kang,,wkwkwk). “Tambah ikan nike (Ikan kecil goreng tepung) pasti ma’yooss,” kata Ungke. Sst rahasia loh, kata Ungke ikan nike ini hanya ada di danau Tondano. Ngiler…? nih, aku bagi resep ala Ungke.
Resep Tinutuan/Bubur Manado Ala Ungke.
Bahan :
Beras 1 cup
Jagung manis 2 biji yang sudah dipisahkan dari tongkolnya
Labu kuning
Daun kemangi
Bayam
Kangkung
Bumbu:
Bawang merah 4 siung, iris halus
Garam secukupnya
Bahan pelengkap:
Bawang goreng
Dabu-dabu yang wajib ekstra pedas
Cara Membuat Versi Ungke
Rebus labu lalu angkat, haluskan menggunakan garpu, sisihkan.
Buat bubur dari beras dan jagung, jangan lupa diaduk terus yaa.
Saat bubur sudah jadi, masukkan labu yang sudah dihaluskan.
Beri bawang merah dan garam, jadi deh Bubur Manado…..silahkan dicoba.
Eng Ing Eng…Ini yang ditunggu-tunggu…..
Bibir Manado. Harus diakui bibir merupakan daya pikat kaum feminim ini yang sangat berpengaruh dimata pria, kaum hawa di Manado kata Ungke mengetahu hal tersebut sehingga kata dia disinilah letak plus.plus dan plusnya kota Manado. “Manado bukan tempat tujuan wisata seks tetapi tak dapat dipungkiri prostitusi pastilah juga dapat kita temui, tapi apa kota lain tidak seperti itu juga,” ungkap Ungke yang membuatku hanya manggut-manggut. Lanjut kata Ungke, stigma jelek yang melekat pada perempuan Manado akibat “Bibir” lebih didominasi karena sistem cara berbusana yang dikenakan cewek Manado berani dan menantang apalagi ditopang dengan wajah dan kulit yang cantik. “Biar dorang mo bilang apa le yang pasti torang nyanda bagitu, kalau kita pe bibir for karlota iyo no,” tandasnya… (terjemahin sendiri saja ya,,wkwkwk). Kata Ungke, Bibir kaum hawa itu digunakan untuk “bakarlota” yakni hobby menggunjing alias bergosip bukan untuk hal lainnnya. (hehehe,,, apa iya ..) akhir cerita Ungke mengatakan, “baru dang, so ke Bunaken, ada makan tinutuan (Bubur Manado) mo nginap dimana so ? nyanda mau coba bibir manado” sembari mengerling nakal. Nah loh……….
Puas sekali hati ini menyaksikan keindahan, daya tarik, misteri dan mistis yang dimiliki "bumi nyiur melambai" tersebut. Semua kenangan itu tak bisa terlupakan apalagi terkait keramahan masyarakatnya plus bahasa yang digunakan yang menyerupai bahasa indonesia namun dengan logat khas. Kota ini sangat damai padahal terdiri atas berbagai latar belakang etnik dan agama, maklumlah mereka memegang teguh semboyannya yakni “Torang Samua Basudara”.
Oh iya, sekedar info, akhir2 ini berlahan namun pasti ikon 3B khususnya untuk 'Bibir' mulai tergeser dengan kemunculan pusat belanja dan nongkrong pemuda dan pemudi Manado dengan nama BOULEVARD.
Semoga kedepan ikon 3B tidak lagi menjadikan ikon bibir sebagai B terakhir pada provinsi terindah di "Bibir" Fasifik tersebut.
PENGEN Juga Berpetualang ke Manado..?? Dijamin deh “Nyanda Mo Balaeng” (Tak Bisa Ke Lain hati)..

0 komentar:
Posting Komentar